April 12, 2025

Genjer-genjer: Lagu Rakyat yang Menyimpan Makna Sejarah Kelam 1965

Lagu “Genjer-genjer” adalah lagu rakyat berbahasa Osing yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Lagu ini diciptakan oleh Muhammad Arief pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang. Meskipun awalnya merupakan lagu rakyat biasa yang menggambarkan penderitaan rakyat kecil, lagu ini kemudian dikaitkan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).

Makna Lirik dan Konteks Sejarah

Lirik lagu “Genjer-genjer” menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat Banyuwangi pada masa pendudukan Jepang, di mana mereka terpaksa mengonsumsi tanaman genjer, yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak, sebagai makanan sehari-hari karena kelaparan. Genjer adalah tanaman air yang tumbuh liar dan mudah ditemukan di sawah atau rawa.

Setelah G30S, lagu ini dilarang oleh rezim Orde Baru karena dianggap sebagai lagu propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI). Lagu ini juga dikaitkan dengan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), salah satu organisasi wanita yang dianggap berafiliasi dengan PKI.

Kontroversi dan Interpretasi yang Beragam

Hingga saat ini, makna lagu “Genjer-genjer” masih menjadi kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa lagu ini murni merupakan lagu rakyat yang menggambarkan penderitaan rakyat kecil, sementara yang lain berpendapat bahwa lagu ini memiliki makna politis yang terkait dengan PKI.

Terlepas dari kontroversi tersebut, lagu “Genjer-genjer” tetap menjadi bagian dari sejarah dan budaya Indonesia. Lagu ini menjadi saksi bisu dari peristiwa kelam tahun 1965 dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga perdamaian dan persatuan bangsa.

Relevansi di Era Modern

Meskipun konteks sejarahnya sangat spesifik, lagu “Genjer-genjer” tetap relevan di era modern. Lagu ini dapat menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang hidup dalam kondisi sulit.

Lagu ini juga dapat menjadi sarana untuk mempelajari sejarah Indonesia, khususnya peristiwa tahun 1965, dari perspektif yang berbeda. Dengan memahami sejarah, kita dapat belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.

Lagu ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keadilan dan hak asasi manusia. Di era modern, lagu “Genjer-genjer” dapat menjadi sarana untuk membangun kesadaran sejarah dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.

KECELAKAAN MAUT DI JOGJA: Pemuda Tewas Seketika Usai Motornya Menabrak Pembatas Jalan di Ring Road

Yogyakarta, Sabtu, 12 April 2025 – Kabar duka kembali menyelimuti jalanan Yogyakarta. Seorang pemuda dilaporkan tewas seketika setelah sepeda motor yang dikendarainya menabrak pembatas jalan (median) di Jalan Lingkar Utara (Ring Road Utara), tepatnya di wilayah Condongcatur, Depok, Sleman. Insiden tragis yang terjadi pada Sabtu malam, sekitar pukul 20.00 WIB ini diduga akibat kelalaian pengendara saat melaju dengan kecepatan tinggi. Akibat pemuda menabrak pembatas tersebut, korban mengalami luka parah di bagian kepala dan meninggal dunia di lokasi kejadian.

Menurut keterangan saksi mata di sekitar lokasi, pemuda menabrak pembatas yang mengendarai sepeda motor sport berwarna merah dengan nomor polisi AB XXXX EF melaju dari arah timur menuju barat di Ring Road Utara. Setibanya di dekat underpass Condongcatur, diduga korban hilang kendali dan oleng ke kanan hingga menabrak keras pembatas jalan yang berada di tengah. Benturan hebat saat pemuda menabrak pembatas tersebut menyebabkan korban terpental dari kendaraannya dan mengalami cedera fatal. Sepeda motor korban juga mengalami kerusakan parah.

Petugas dari Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Sleman yang segera tiba di lokasi kejadian setelah menerima laporan warga langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengevakuasi jenazah korban. Iptu Budi Santoso, Kanit Laka Lantas Polres Sleman, menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini. “Dugaan sementara, korban kurang konsentrasi dan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga tidak dapat mengendalikan kendaraannya saat terjadi oleng. Namun, kami juga akan mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan memeriksa kondisi kendaraan,” ujarnya di lokasi kejadian. Identitas pemuda menabrak pembatas tersebut diketahui bernama Kevin Wijaya (22 tahun), seorang mahasiswa asal Sleman.

Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sardjito untuk dilakukan visum et repertum sebelum diserahkan kepada pihak keluarga. Insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh pengendara, terutama di jalur cepat seperti Ring Road, untuk selalu berhati-hati, mematuhi batas kecepatan, dan menjaga konsentrasi penuh saat berkendara demi menghindari kecelakaan yang berakibat fatal.