Lagu “Genjer-genjer” adalah lagu rakyat berbahasa Osing yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Lagu ini diciptakan oleh Muhammad Arief pada tahun 1943, pada masa pendudukan Jepang. Meskipun awalnya merupakan lagu rakyat biasa yang menggambarkan penderitaan rakyat kecil, lagu ini kemudian dikaitkan dengan peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S).
Makna Lirik dan Konteks Sejarah
Lirik lagu “Genjer-genjer” menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat Banyuwangi pada masa pendudukan Jepang, di mana mereka terpaksa mengonsumsi tanaman genjer, yang biasanya digunakan sebagai pakan ternak, sebagai makanan sehari-hari karena kelaparan. Genjer adalah tanaman air yang tumbuh liar dan mudah ditemukan di sawah atau rawa.
Setelah G30S, lagu ini dilarang oleh rezim Orde Baru karena dianggap sebagai lagu propaganda Partai Komunis Indonesia (PKI). Lagu ini juga dikaitkan dengan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), salah satu organisasi wanita yang dianggap berafiliasi dengan PKI.
Kontroversi dan Interpretasi yang Beragam
Hingga saat ini, makna lagu “Genjer-genjer” masih menjadi kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa lagu ini murni merupakan lagu rakyat yang menggambarkan penderitaan rakyat kecil, sementara yang lain berpendapat bahwa lagu ini memiliki makna politis yang terkait dengan PKI.
Terlepas dari kontroversi tersebut, lagu “Genjer-genjer” tetap menjadi bagian dari sejarah dan budaya Indonesia. Lagu ini menjadi saksi bisu dari peristiwa kelam tahun 1965 dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga perdamaian dan persatuan bangsa.
Relevansi di Era Modern
Meskipun konteks sejarahnya sangat spesifik, lagu “Genjer-genjer” tetap relevan di era modern. Lagu ini dapat menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas sosial dan kepedulian terhadap sesama, terutama mereka yang hidup dalam kondisi sulit.
Lagu ini juga dapat menjadi sarana untuk mempelajari sejarah Indonesia, khususnya peristiwa tahun 1965, dari perspektif yang berbeda. Dengan memahami sejarah, kita dapat belajar dari masa lalu dan membangun masa depan yang lebih baik.
Lagu ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keadilan dan hak asasi manusia. Di era modern, lagu “Genjer-genjer” dapat menjadi sarana untuk membangun kesadaran sejarah dan mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan.