April 9, 2025

Geger! Penemuan Mayat Siswa SMK Mengapung di Waduk Kedurus Surabaya

Warga di sekitar Waduk Kedurus, Kelurahan Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Surabaya, digegerkan dengan penemuan mayat seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pada Rabu pagi, 9 April 2025. Penemuan mayat yang mengapung di tengah waduk ini langsung dilaporkan kepada pihak kepolisian setempat. Identitas korban diketahui bernama Aldi (17 tahun), seorang siswa kelas XI salah satu SMK di Surabaya.

Informasi awal yang dihimpun dari pihak kepolisian menyebutkan bahwa penemuan mayat ini bermula dari laporan seorang pemancing yang melihat sesosok tubuh mengapung di waduk sekitar pukul 07.00 WIB. Saksi kemudian memberitahukan penemuan tersebut kepada warga sekitar yang kemudian diteruskan ke Polsek Karangpilang. Petugas kepolisian segera mendatangi lokasi penemuan mayat untuk melakukan evakuasi dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan visum et repertum guna mengetahui penyebab pasti kematiannya. Berdasarkan pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, namun pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. Sepeda motor milik korban ditemukan terparkir tidak jauh dari bibir waduk. (Data dari catatan Polsek Karangpilang menunjukkan bahwa area Waduk Kedurus beberapa kali menjadi lokasi kejadian orang hilang atau tenggelam).

Kapolsek Karangpilang, Kompol Arief Suryanto, S.H., saat memberikan keterangan pers di lokasi kejadian, membenarkan adanya penemuan mayat seorang siswa SMK di Waduk Kedurus. “Kami telah melakukan evakuasi dan identifikasi terhadap korban. Saat ini, kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kematian korban. Kami juga telah menghubungi pihak keluarga dan sekolah korban,” ujar Kompol Arief Suryanto. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas di sekitar waduk dan melaporkan jika melihat hal-hal yang mencurigakan.

Kasus penemuan mayat siswa SMK ini menimbulkan duka mendalam bagi pihak keluarga dan sekolah. Pihak kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya unsur kecelakaan, bunuh diri, atau faktor lainnya terkait penyebab kematian korban.

Disclaimer: Artikel ini dibuat berdasarkan informasi yang dihimpun oleh tim redaksi dan keterangan pihak kepolisian per tanggal publikasi. Penyebab pasti kematian korban masih dalam penyelidikan.

Fakta dan Sejarah Sosok Raja Jawa Tanpa Mahkota: Mengenang Pengaruh H.O.S. Tjokroaminoto

Sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia mencatat banyak tokoh penting, namun sedikit yang memiliki pengaruh karismatik dan ideologis seluas H.O.S. Tjokroaminoto. Meskipun tidak pernah menduduki takhta kerajaan, pengaruhnya terhadap perkembangan nasionalisme dan gagasan kemerdekaan di Jawa pada awal abad ke-20 membuatnya layak dijuluki sebagai “Raja Jawa Tanpa Mahkota.”

Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto lahir pada 16 Agustus 1882 di Ponorogo, Jawa Timur. Dibesarkan dalam keluarga priyayi, ia memiliki akses terhadap pendidikan modern yang kemudian membukakan matanya terhadap ketidakadilan kolonialisme. Setelah menamatkan pendidikan, Tjokroaminoto bekerja di berbagai instansi pemerintah kolonial sebelum akhirnya terjun ke dunia pergerakan.

Kronologi Kemunculan dan Pengaruh:

Pengaruh Tjokroaminoto mulai menonjol ketika ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI), sebuah organisasi yang awalnya didirikan sebagai wadah bagi pedagang Muslim untuk melindungi diri dari persaingan tidak sehat. Di bawah kepemimpinannya sejak tahun 1912, SI berkembang pesat menjadi gerakan massa yang kuat dengan jutaan anggota di seluruh Jawa dan luar Jawa. Kongres Sarekat Islam pertama yang diadakan di Surabaya pada tahun 1913 menjadi momentum penting dalam mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin karismatik.

Tjokroaminoto dikenal dengan orator ulungnya yang mampu membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat jelata. Ia menyerukan persatuan, kemandirian ekonomi, dan perlawanan terhadap penindasan kolonial. Pidato-pidatonya di berbagai pertemuan dan kongres SI selalu dipadati ribuan orang yang terpesona dengan visinya tentang Indonesia merdeka. Markas Sarekat Islam di Surabaya menjadi pusat kegiatan pergerakan nasional pada masa itu.

Selain melalui orasi, Tjokroaminoto juga aktif menulis dan menyebarkan gagasannya melalui media massa. Ia mendirikan surat kabar Oetoesan Hindia yang menjadi corong perjuangan Sarekat Islam. Pemikirannya tentang sosialisme Islam dan demokrasi kerakyatan memberikan landasan ideologis bagi banyak tokoh pergerakan selanjutnya.

H.O.S. Tjokroaminoto wafat pada 17 Desember 1934 di Yogyakarta. Namun, warisannya sebagai “Raja Jawa Tanpa Mahkota” tetap hidup dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pengaruhnya yang besar terhadap perkembangan nasionalisme dan ideologi kemerdekaan menjadikannya salah satu tokoh paling penting dalam sejarah bangsa.